DENPASAR - Demam fashion ditanah air adalah bagian baru dari pergerakan dinamika event pasca pandemi covid-19. Dari Citayem Fashion Week yang ada di Jakarta sana membuat antusiasme seluruh kalangan masyarakat untuk ikut menikmati lenggak - lenggoknya model untuk menikmati indahnya karya designer - designer muda, kondang dan kelas Nasional dan International.
Hadir dalam acara konfrensi pers 'Bali International Fashion Week 2022', Ni Ketut Nesa Santini (BIFW), Mr. Naveen Maghwal (Direktur ICCR), Pt. A. Prawira Eka Putra, S.KM (ketua panitia BIFW), Yongki Perdana (founder YMM organizer), Mahdyrez (Pelaku Industri Kreatif / Aktor Film), Indira Laksmi (Desiner), Dr. Shri I Gusti Ngurah Wira Wedwitri, S.Sos, SH, MH (Dewan Pembina The Sukarno Center / Law Center Marhaen)
Baca juga:
Memaknai Hari Arak Bali
|
Dalam keterangan dari Prawira Eka Putra selaku dari ketua panitia Bali International Fashion Week 2022, menyebutkan bahwa selama pandemi covid-19 acara event seperti ini beberapa tertahan dan belum dapat terlaksana karena beberapa aturan.
"Memang banyak yang mengkaitkan dengan Citayem Fashion Week, tapi kita punya tujuan lainnya, yakni meningkatkan value dari designer nusantara, "ungkapnya pada Press Conference tahap I di Inna Bali Heritage Hotel Denpasar, Sabtu, (17/09/2022).
Untuk mencapai peningkatan value itu tentu wajib dibuatkan kegiagan yang bertaraf nasional bahkan internasional. Dengan begitu dapat mengajak seluruh pengerajin kain tradisional dan designer ikut berpastisipasi serta berkolaborasikan peragaan busana yang akan digelar nantinya.
"Dengan ini value atau nilainya akan meningkat"
"Sesudah Press Conference tahap kesatu akan dilanjutkan audensi model, 25 September 2022 di TS Suites Seminyak, Kuta, Kabupaten Badung, lalu 11-15 Oktober 2022 untuk kegiatan utama kita, dimulai Press Conference tahap kedua, kemudian ada seminar dan workshop tentang ekonomi kreatif dan kebudayaan dan 13-15 Oktober itu acara puncaknya untuk Fashion Show, Exhibition UMKM serta segala Fashion, " rincinya.
Dr. Shri I Gusti Ngurah Wira Wedwitri, S.Sos, SH, MH selaku Dewan Pembina The Sukarno Center / Law Center Marhaen juga mengutarakan hal yang sama dalam dukungannya.
Dalam persiapannya, juga dibahas tentang fashion, karena diakuinya, dengan fashion bisa menyampaikan pesan-pesan yang baik.
"Kita di Bali, setiap kabupaten/kota memiliki model atau ciri khasnya masing-masing. Kalau di Denpasar dikenal endek dan di Karangasem terkenal dengan tenun gringsing. Nah, itu menjadi poin penting dalam acara ini, " kata Gung Wira.
Terkait dengan talent atau calon-calon model yang akan ikut di acara ini, Gung Wira berpesan, agar diusahakan mengambil dari 34 Provinsi di Indonesia, agar semua busana Nusantara bisa berpartisipasi dalam acara ini.
"Kita bisa menampilkan Parade Busana Nusantara dari Sabang hingga Merauke. Memang agak berat, tapi kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi. Tapi poinnya adalah mengenalkan produk-produk lokal, " sebutnya. (Tim)